Kamis, 12 September 2013

Peran Sastra dalam Dunia Pendidikan

Peran Sastra dalam Dunia Pendidikan

Pengertian Sastra                  
Zaman modern saat ini, siapa yang tak m
Ira Ismatul Hamidah
engenal sastra. Khususnya kalangan siswa yang sudah seharusnya mengenal, memahami, dan mampu mengambil manfaat dari sebuah sastra.
Sastra menurut Sapardi, (1979: 1), “Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.” Dari pengertian tersebut, sastra dapat dikatakan sebuah gambaran kehidupan nyata. Berdasarkan teori objektif, sastra didefinisikan sebagai karya seni yang otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas, maupun pembaca. Berdasarkan teori mimetik, karya sastra dianggap sebagai tiruan alam atau kehidupan. Berdasarkan teori ekspresif karya sastra dipandang sebagai ekspresi sastrawan, sebagai curahan perasaan atau luapan perasaan dan pikiran sastrawan, atau sebagai produk imajinasi sastrawan yang bekerja dengan persepsi-persepsi, pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Sementara itu, berdasarkan teori pragmatik, karya sastra dipandang sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu, misalnya nilai-nilai atau ajaran kepada pembaca (Abrams melalui Wiyatmi, 2006). Berdasarkan dua pengertian sastra di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra adalah gambaran kehidupan nyata yang ditulis oleh pengarang yang bertujuan untuk menyampaikan pesan tertentu kepada pembaca.
Sastra merupakan karangan fiksi. Menurut Nurgiyantoro (2007: 3), walaupun berupa khayalan, tidak benar jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Jenis karya sastra yang kini dikenal oleh masyarakat yaitu puisi, drama, dan karangan naratif (meliputi novel, novelet, ataupun cerita pendek).

Dunia Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu bentuk cerminan keberhasilan sebuah bangsa. Sebuah bangsa dikatakan maju apabila dari segi pendidikannya mereka telah mampu menciptakan manusia-manusia yang mampu berpikir maju. Untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan, sastra mampu berperan positif.
Dunia pendidikan di Indonesia tidak selalu buruk, lihat saja dua siswa SMAN 10 Malang, Jawa  Timur, Nando Novia dan Nurul Inayah, yang pernah tayang di Kick Andy, berhasil membuktikan jika kencing manusia bisa menjadi energi penggerak mobil. Penemuan ini membuat mereka meraih medali emas di ajang kompetisi International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) ke-6 di Georgia, tahun 2012.
Namun, sangat miris jika kita tahu dunia pendidikan saat ini, dilihat dari keadaan siswa. Bayangkan saja siswa putra dan putri yang sudah tidak malu lagi untuk berboncengan motor sambil berpelukan di jalan. Lebih dari itu, terkadang ada siswa putri yang pergi bermain dengan pasangannya berhari-hari tanpa pulang. Seringkali masalah ini terjadi, dan pastilah orang tua cemas. Kemudian, tawuran yang sempat heboh di akhir tahun 2012. Keadaan seperti inilah yang perlu segera dibenahi.

Peran Sastra
Sastra, ilmu yang dikemas dengan menarik. Ilmu yang dikemas dengan menarik ini diharapkan mampu menarik perhatian siswa. Dalam hal ini, terutama guru, harus mampu mengenalkan sastra kepada siswa. Meskipun budaya baca masih rendah, tidak ada salahnya ketika sastra hadir untuk meningkatkan budaya baca dikalangan siswa.
Selain apresiasi pembaca, penulis perlu menciptakan karya sastra yang sarat makna serta mudah dipahami dan dimengerti. Tidak jarang sastra menjadi alat bagi pengarang untuk menyelusupkan ideologi, menawarkan misi budaya, memprovokasi untuk melakukan pemihakan, atau meledek hal atau pihak tertentu secara tersembunyi. Itulah sebabnya, dari karya sastra, pembaca kerap menemukan berbagai hal yang baik atau buruk; yang tersirat atau tersurat; ledekan atau pengagungan (Mahayana, 2006: 177). Dari pernyataan Mahayana tersebut, sebuah sastra tentulah memiliki pengaruh besar disegala aspek kehidupan. Sastra dapat membukakan mata pembaca khususnya siswa untuk mengetahui realitas sosial, politik dan budaya dalam bingkai moral dan estetika, sebab dalam sastra tersimpan pesan atau amanat dari penulis.
Pesan yang ingin disampaikan oleh seorang penulis sastra, patut untuk dipahami dan dimengerti. Mengingat zaman sekarang, nilai religius, sopan santun, keramahan, gotong royong, semakin terkikis, juga moralitas dikalangan siswa. Horatius, penyair terbaik bahasa Latin, mengatakan bahwa manfaat sastra sebagai berikut.
a.   Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
b.   Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
c.   Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat  yang digambarkan dalam karya.
d.   Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
e.   Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.
f.    Masih banyak manfaat sastra yang bagi satu pembaca berbeda dengan pembaca lainnya. Sehingga beberapa pembaca yang menikmati buku yang sama bisa jadi memperoleh pengalaman yang berbeda.


Munculnya novel-novel sastra dari para sastrawan angkatan 2000 perlu kita acungi jempol. Novel-novel tersebut menyimpan sebuah amanat yang patut dicontoh, misalnya Tetralogi Laskar Pelangi karya Andera Hirata, Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, kedua novel tersebut mengisahkan kegigihan seorang anak dalam meraih kesuksesan, novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro yang menceritakan sebuah persahabatan, bahkan ketiga novel tersebut telah ditayangkan di bioskop-bioskop. Keberhasilan lain misalnya novel Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburahman El Shirazy, yang memiliki nilai religi. Munculnya novel-novel berkualitas dari penulis-penulis yang berkualitas diharapkan mampu melahirkan pemuda berkualitas.

(Ira Ismatul Hamidah)
Dir.lembaga Pers dan Jurnalistik
PC IPPNU Purbalingga

Tidak ada komentar: